Wasiat Menyentuh Ayah Sarwendah: Pesan Doa untuk Hidup Penuh Kebahagiaan

Table of Contents

Pesan Terakhir Ayah Sarwendah Sebelum Meninggal Dunia, Mengharukan Sekali


Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air dengan berpulangnya ayahanda Sarwendah, Bapak Hendrik Lo, pada Sabtu, 19 Juli 2025. Kepergian sosok tercinta ini tentu meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, terutama Sarwendah.

Namun, di tengah duka, tersimpan sebuah pesan terakhir yang disampaikan almarhum, sebuah wasiat sederhana namun begitu sarat makna, yang kini menjadi penguat bagi putrinya. Pesan ini bukan sekadar kalimat penutup, melainkan sebuah doa tulus dari seorang ayah yang ingin melihat anaknya senantiasa diselimuti kebahagiaan.

Sebuah Pesan Cinta dan Doa Tulus dari Sang Ayah

Menurut penuturan Sarwendah, sebelum menghembuskan napas terakhir, ayahnya menitipkan sebuah pesan yang sangat personal dan mengharukan. Inti dari pesan tersebut adalah sebuah doa agar Sarwendah selalu berbahagia dalam menjalani hidupnya. Mendiang Hendrik Lo mengungkapkan bahwa kebahagiaan Sarwendah adalah cerminan kebahagiaannya sendiri, seraya berucap, "Harus bahagia.

Kalau lo sedih, nanti gua juga sedih." Kalimat ini secara gamblang menggambarkan ikatan batin yang kuat antara ayah dan anak, di mana kebahagiaan satu sama lain adalah prioritas utama.

Wasiat ini menjadi bukti cinta tak terbatas seorang ayah, yang bahkan di penghujung usianya, tetap memikirkan kebaikan dan kebahagiaan putrinya di masa depan.

Sarwendah, tentu saja, merasakan kesedihan yang tak terkira atas kepergian sang ayah. Namun, ia memilih untuk menerima takdir Tuhan dengan lapang dada. Dalam masa-masa sulit tersebut, ia tidak mencari kambing hitam atau menyalahkan siapa pun.

Sebaliknya, mantan istri Ruben Onsu ini memastikan bahwa ia telah berusaha memberikan yang terbaik bagi ayahnya di saat-saat terakhirnya. Diketahui, Sarwendah dengan setia menemani ayahnya selama dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Momen-momen terakhir tersebut diisi dengan perbincangan hangat, di mana Sarwendah menyimpan harapan besar agar sang ayah dapat pulih dan kembali sehat. Kehadirannya di sisi sang ayah hingga akhir hayatnya adalah bentuk kasih sayang dan pengabdian yang tak tergantikan.

Pesan terakhir dari Bapak Hendrik Lo ini bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan sebuah warisan emosional yang akan terus membimbing Sarwendah. Ini adalah pengingat bahwa di tengah segala cobaan hidup, kebahagiaan adalah pilihan yang harus diperjuangkan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga sebagai penghormatan atas cinta dan doa orang tua.

Kisah ini menjadi pelajaran berharga tentang kekuatan cinta keluarga, penerimaan takdir, dan bagaimana sebuah pesan sederhana dapat membawa dampak mendalam, melampaui batas-batas waktu dan kehadiran fisik.

Posting Komentar

Wasiat Menyentuh Ayah Sarwendah: Pesan Doa untuk Hidup Penuh Kebahagiaan