Gundar Kalimalang: Transformasi Kawasan dan Tantangan di Depan Mata

Kawasan Kalimalang, yang dulunya dikenal sebagai jalur hijau yang tenang, kini menjelma menjadi pusat aktivitas ekonomi dan permukiman yang padat. Perubahan ini, yang sebagian besar didorong oleh perkembangan infrastruktur dan pertumbuhan penduduk Jabodetabek, menghadirkan berbagai dinamika, baik peluang maupun tantangan. Salah satu isu yang menonjol adalah 'Gundar Kalimalang', sebuah istilah yang merujuk pada fenomena pembangunan yang terkesan serampangan dan kurang terencana di sepanjang Jalan Kalimalang.
Istilah 'Gundar' sendiri, walau tidak resmi, mencerminkan kekhawatiran masyarakat akan ketidakharmonisan pembangunan dengan lingkungan dan keberlanjutan. Bangunan-bangunan yang menjulang tinggi berdiri berdampingan dengan rumah-rumah tua, menciptakan kontras yang mencolok. Jalan yang semula lebar dan rindang kini terasa sempit dan padat, terutama pada jam-jam sibuk. Kemacetan menjadi pemandangan sehari-hari, dan kualitas udara pun terdampak.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat di sepanjang Kalimalang memang tak bisa dipungkiri. Banyak pusat perbelanjaan, perkantoran, dan perumahan elit bermunculan, menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja. Namun, pertumbuhan ini terkesan 'mengejar kuantitas' ketimbang 'kualitas'. Rencana tata kota yang komprehensif seringkali terabaikan, menyebabkan timbulnya masalah infrastruktur yang tidak memadai, sistem drainase yang buruk, dan kurangnya ruang terbuka hijau.
Salah satu dampak paling nyata dari 'Gundar Kalimalang' adalah masalah banjir. Dengan semakin banyaknya bangunan yang dibangun tanpa memperhatikan sistem drainase yang baik, air hujan sulit untuk terserap, mengakibatkan genangan dan banjir di beberapa titik, khususnya saat musim hujan. Ini bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menimbulkan kerugian materiil.
Selain banjir, masalah lain yang muncul akibat 'Gundar Kalimalang' adalah kurangnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Banyak trotoar yang tidak ramah bagi pengguna kursi roda atau orang lanjut usia. Kurangnya fasilitas umum, seperti tempat sampah dan toilet umum, juga menambah daftar permasalahan yang perlu ditangani.
Pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kabupaten/Kota Bekasi, memiliki peran krusial dalam mengatasi 'Gundar Kalimalang'. Penerapan tata ruang yang terencana, dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial, sangatlah penting. Perlu adanya pengawasan ketat terhadap izin pembangunan, agar tidak terjadi pembangunan yang sembarangan dan melanggar aturan.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan infrastruktur, seperti jalan raya, sistem drainase, dan transportasi umum. Peningkatan infrastruktur ini harus diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan ruang terbuka hijau, agar kualitas udara dan lingkungan tetap terjaga. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan juga sangat penting, agar pembangunan di Kalimalang dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Tantangan yang dihadapi untuk 'merapikan' Gundar Kalimalang memang besar. Namun, dengan komitmen dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, transformasi kawasan Kalimalang menjadi kawasan yang modern, terencana, dan ramah lingkungan bukanlah sesuatu yang mustahil. Keberhasilannya akan menjadi contoh bagi pengembangan kawasan urban lainnya di Indonesia.
Langkah-langkah konkrit yang dapat diambil meliputi penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran tata ruang, peningkatan partisipasi masyarakat melalui forum diskusi dan konsultasi publik, serta integrasi sistem transportasi publik yang efisien dan terjangkau. Dengan sinergi yang kuat, 'Gundar Kalimalang' dapat diubah menjadi suatu cerita sukses tentang pengembangan perkotaan yang berkelanjutan.
Kesimpulannya, fenomena 'Gundar Kalimalang' merupakan refleksi dari tantangan perkembangan perkotaan di Indonesia. Membutuhkan perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat, dan partisipasi aktif dari semua pihak untuk menciptakan kawasan Kalimalang yang lebih tertib, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Disclaimer: Artikel ini diolah dari berbagai sumber.
Posting Komentar