Adu Strategi Antara Megawati, SBY & Prabowo di Pilgub DKI

Adu Strategi Antara Megawati, SBY & Prabowo di Pilgub DKI

Adu strategi antara Megawati, SBY dan Prabowo di Pilgub DKI. Pilgub DKI 2017 terdapat tiga pasang, Ahok-Djarot yg diusung PDIP, Golkar, NasDem, & Hanura. Kemudian ada Agus Yudhoyono-Sylviana yang diusung Demokrat, PKB, PPP, dan PAN. Lalu Anies-Sandiaga diusung Gerindra dan PKS.
Pilgub DKI Jakarta 2017 telah bisa dipastikan akan berlangsung panas & sengit. Ada tiga pasangan calon gubernur & wakil gubernur DKI Jakarta yang akan bersaing merebut simpati hati masyarakat Ibu Kota.
Pertama, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang didukung PDI Perjuangan, Partai Golkar, NasDem dan Hanura. Dukungan empat partai ini menciptakan Ahok paling banyak mengantongi kursi.
Hitungan kasar di atas kertas, dari 106 kursi di DPRD DKI, 52 kursi sudah pada tangan Ahok. PDIP menggunakan 28 kursi, Hanura 10 kursi, Golkar 9 kursi dan NasDem 6 kursi.
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri telah memerintahkan buat memenangkan pasangan Ahok-Djarot. Megawati menepis isu SARA yang kerap kali ditujukan pada pasangan Ahok dan Djarot. Mega mengklaim, pengusungan pasangan Ahok-Djarot dilakukan menurut atas ideologi partai.
“Orang ini punya rasa kebangsaan dan nasionalisme, sebagai akibatnya kita ini nir lagi ada disparitas. Kita adalah satu. Kita nggak ada harapan untuk mencari seseorang buat memimpin daerah disertai adanya SARA,” ujar Megawati.
Dia menyampaikan, Indonesia mempunyai warga dengan tidak sedikit disparitas. Untuk itu, persatuan pun harus dilahirkan.
“PDIP ideologinya Pancasila, sebagai akibatnya kami ini tidak terdapat lagi perbedaan. Kita satu jiwa, Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Mega dampingi Ahok-Djarot daftar ke KPUD

Sebelum PDIP bersikap, Mega menyadari banyak sekali fakta berembus seputar Pilgub DKI. Meluruskan semua kabar sumir itu, kata Mega, PDIP rapat & mengeluarkan keputusan Senin malam.
Ditegaskannya, menjadi ketua umum dirinya harus sangat berhati-hati tetapkan seseorang untuk sebagai seseorang pemimpin. Seorang pemimpin, istilah Mega, harus sanggup membawa kepemimpinannya tanpa menyinggung soal SARA.
Untuk visi misi, Ahok mengaku sudah menyampaikan dengan pasanganya Djarot Saiful Hidayat. Bahkan sebenarnya, lanjut Ahok, acara dalam periode selanjutnya itu tidak jauh tidak sinkron dibanding periode ketika ini.
Selain itu, mantan Bupati Belitung Timur ini jua akan menjalankan visi misi dari Presiden Joko Widodo. Di mana beliau akan melakukan reformasi birokrasi supaya pelayanan kepada warga tetap menjadi prioritas utama PNS DKI.
Kedua, pasangan calon gubernur & wakil gubernur DKI Jakarta adalah poros Cikeas yang terdiri berdasarkan Partai Demokrat, PKB, PAN, dan PPP. Koalisi ini tetapkan buat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon Gubernur DKI dan disandingkan dengan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata & Budaya Sylviana Murni.
Ketua DPP Partai Demokrat, Didik Mukrianto mengatakan Agus merupakan sosok yg visioner, & berprestasi pada global militer. Apalagi, karir Agus yg cemerlang selaras menggunakan kepribadiannya yang disiplin dan santun. Sehingga Agus dianggap sebagai citra pemimpin belia yg ideal buat Jakarta.
“Mas Agus tokoh belia, rekam jejak pada Tentara Nasional Indonesia sedemikian rupawan, ditambah pendidikan Mas Agus di lembaga pendidikan formal pun terbukti dengan capaian beliau. Apalagi, Mas Agus sebagai sosok Tentara Nasional Indonesia beliau telah mereprentasikan sosok kepemimpinan tokoh muda gitu yg visioner, cerdas santun,” terangnya.
Bukan tanpa taktik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengusung Agus Harimurti menjadi calon gubernur DKI berpasangan menggunakan Sylviana Murni. SBY disebut Marzuki Alie memiliki segudang taktik yang sudah dipersiapkan buat putra sulungnya itu.
“SBY pakar strategi, itu diakui oleh tidak sedikit pihak termasuk dari Tentara Nasional Indonesia. Pendapat itu banyak pula aku dengar menurut senior-senior SBY atau yg satu angkatan,” ujar mantan Ketua DPR Marzuki Alie.

Agus Yudhoyono-Sylviana Murni

Menurut Marzuki, tidak mungkin SBY akan mengorbankan anaknya buat kompetisi tanpa perhitungan yang matang. Menurutnya, SBY selalu mempergunakan survei yang kredibel buat menetapkan sesuatu yang terkait dengan informasi publik.
“Hasil survei jelas, elektabilitas Ahok semakin menurun, animo menurun ini bahaya, jika nir terdapat sesuatu yang luar biasa nir mungkin isu terkini itu sanggup direbound. Ditambah lagi organisasi anti Ahok semakin berkembang, telah sangat massive menurut kampung ke kampung, itu semua niscaya dalam pantauan SBY,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yakin duet Agus-Sylviana bisa mengalahkan duet Ahok-Djarot. Apalagi, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bakal turun eksklusif buat kampanye memenangkan duet Agus-Sylviana.
Dia optimis duet Agus sanggup mengalahkan Ahok. Terlebih, Agus memiliki karir militer yang cemerlang dan merupakan antitesis Ahok.
“Agus ini kan cantik, karier militer brilian, cerdas, ini antitesis Ahok. Bahwa Agus santun, cerdas, & punya karakter. Representasi anak belia,” jelasnya.
Ketiga, merupakan pasangan calon gubernur & wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung sang koalisi PKS dan Gerindra. Koalisi Kertanegara atau biasa disebut, memilih Anies Baswedan sebagai calon gubernur DKI & Sandiaga Salahuddin Uno menjadi calon wakil gubernur.
“Setelah proses rembuk cukup panjang, kami menetapkan dan calonkan saudara Anies Baswedan menjadi calon gubernur ibu kota masa bakti 2017-2022 dan Sandiaga Uno sebagai calon wakil gubernur periode 2017-2022,” istilah Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (23/9).

Anies Baswedan-Sandiaga Uno

Menurut Prabowo, Anies & Sandiaga adalah putra terbaik yang bakal melakukan sesuatu untuk Indonesia khususnya Jakarta. Dia tambahkannya, meski Anies bukanlah kader menurut Gerindra maupun PKS, bukan alasan mereka nir memberikan dukungan.
Penunjukan ini dilakukan setelah ke 2 partai tersebut menggelar kedap selama tiga hari berturut-turut. Prabowo mengklaim, Anies dan Sandiaga diusung lantaran muncul dari keinginan rakyat bunda kota. Di mana, terdapat beberapa elemen yg meminta terjadinya proses pergantian kepemimpinan.
“Permintaan warga buat sebuah perubahan fundamental pada DKI. Terutama yang kami tangkap adalah rakyat DKI, bahkan rakyat Indonesia mengharapkan gubernur baru pada DKI,” tandasnya.

HALAMAN SELANJUTNYA:


Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel